Novel WE (Based on True Story) ~ Part 3

35 Kutipan Penuh Makna Soal Persahabatan, Bisa Bikin Kian Erat ...

Lira dan Harry sama-sama terdiam saat diperjalanan. Keduanya canggung. Merasa bingung haruskah mereka mengobrol atau tidak. Hingga akhirnya Harry membuka suaranya.

"Kemana nih? Kanan apa kiri?" Harry menanyakan arah rumah Lira.

"Kanan. Luruuuuuuuuus terus sampe ada gang yg tulisannya Gg. Udin dikanan jalan." Jawab Lira.

"Lucu amat namanya gang Udin." Harry.

"Yee yang penting udah aku kasih tau ya." Lira.

"Oh iya tadi gimana tugasnya?" Harry.

"Lancar dong. Tapi masih harus diterusin. Tugasnya ada dirumah Fero sih." Lira.

"Ohh, yaudah bagus." Harry.

Dan setelah itu mereka bungkam lagi sampai tiba di gang rumah Lira.

"Makasih ya Har." Lira.

"Yoii." Harry.

"Hati-hati." Ucap Lira dengan sangat lirih. Mungkin Harry tidak mendengarnya.

.
.
.
.
.
.

Semuanya terasa begitu cepat berlalu. Begitu juga dengan Lira dan Harry. Mereka semakin dekat setiap harinya. Jika ada tugas apapun, Harry selalu mencari Lira untuk bertanya ataupun memintanya mengajari dirinya. Kedekatan mereka tidak ada yang mengetahui. Hanya Auri yang mengetahui hal itu. Auri dan Lira adalah sahabat dekat. Lira menceritakan segalanya.

"Gimana ya Ri? Aku takut sama diri aku sendiri." Lira.

"Aku juga bingung Lir. Awalnya kan Harry deketin kamu karena dia suka sama Ajeng. Terus Ajeng garespon apa-apa. Justru dia cueknya kebangetan. Sekarang dia udah gasuka lagi sama Ajeng atau gimana sih?" Auri.

"Aku juga gatau. Dia udah gapernah bahas Ajeng lagi sih." Lira kemudian menghela nafas.

"Eh. Ada Kak Nando tuh. Yang kamu bilang mirip kakak kelas kamu pas smp." Auri berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Mana Ri? Mau jalan kesini ya?" Lira nampak antusias.

"Iya tuh. Kamu tiap hari di grup chat bahas dia mulu. Haha. Suka yaaaa? Cie ciee Liraaaa." Auri.

"Haha iya nih karena dia mirip sama Kak Arya aku jadi suka." Lira.

"Wahh ada apa nih?" Wanda datang bersama Ajeng.

"Kayanya lagi bahas cowo nih." Ajeng.

"Biasalah, si Lira ngeliat Kak Nando jadi begitu." Auri.

"Mana mana? Biar aku salamin kalo lewat sini." Wanda.

"Nda ih jangan gitu dong. Malu aku Ndaa." Lira.

"Tuh tuh Kak Nando udah makin deket Lir." Ajeng.

"Ah kalian apasiih. Aku masuk kelas aja deh. Malu tau." Lira.

"Auriii tahan Lira." Wanda.

"Okee." Auri menahan Lira agar tidak masuk kelas. Ajeng juga membantu Auri. Dan saat Nando sudah didepan kelas mereka...

"Kak Nando. Ada yang suka sama Kakak tuh. Nih dia nih." Ucap Wanda sambil menarik Lira. 

Nando hanya tersenyum. Teman-teman yang ikut bersamanya hanya tertawa melihat tingkah Wanda dan yang lainnya. 

"Ndaaa. Kamu apa-apaan sih. Malu aku." Lira menutup wajahnya karena malu ditatap oleh Nando. Tidak lama kemudian Nando dan teman-temannya pergi.

"Cie Lira malu-malu kucing. Hahahaha." Auri

"Eh kalian berisik banget didepan kelas. Udah bel tuh." Diana datang sambil membawa makanan dari kantin.

"Yee biarin. Kamu gatau sih ada yang lagi kasmaran nih." Wanda.

"Siapa tuh?" Diana.

"Ini niih Lira." Ajeng.

"Kasmaran sama siapa? Nando?" Diana.

"Nah. Betul banget." Wanda.

"Ndaaaaa. Aku bocorin nih yaa kamu lagi suka juga kan sama temennya Kak Nando?" Lira mengejek Wanda.

"Sssssttt. Jangan dong Lir. Aku malu ih." Wanda.

"Yaudah jangan ledekin aku mulu. Aku juga malu tau." Lira kemudian melengos masuk kedalam kelas.

"Asik. Gosip baru nih. Siapa Nda yang kamu suka?" Tanya Auri.

"Ah kepo kamu. Mending tanyain Ajeng tuh gimana sama si Harry." Wanda.

Ajeng yang tadinya tersenyum tiba-tiba saja bungkam dan ekspresi wajahnya tak terbaca.

"Kenapa kamu Jeng?" Diana.

"Apasih aku gapapa kok. Ayo masuk kelas nanti keburu gurunya dateng." Ajeng pun menyusul Lira kedalam kelas.

S
K
I
P

"Ahhh ngga kerasa ya bentar lagi kita Ujian Semester Ganjil. Abis itu liburaaaaan sekalian tahun baru. Aku kemana ya liburan nanti?" Auri asik dengan dirinya sendiri.

"Heh ulangan aja belom udah mikirin liburan. Huu dasar Auri." Lira.

"Yee gapapa dong." Auri kemudian merapatkan duduknya dengan Lira. Mereka sedang istirahat kedua. Wanda dan yang lainnya sedang melaksanakan sholat dzuhur. Auri dan Lira sedang berhalangan. Dan mereka hanya berdua saja didalam kelas.

"Eh gimana kamu sama Harry?" Auri bertanya dengan suara yang lirih.

"Sstt apasih Ri. Aku ga gimana gimana kok sama dia." Jawab Lira dengan berbisik.

"Kemaren kayanya Wanda bahas tentang mantan pacarnya Harry deh sama kamu." Auri.

"Iyaa tapi aku ngga terlalu dengerin sih dia ngomong apa. Emang kamu denger?" Lira.

"Denger kok. Dia bilang, katanya sih yaa, dia chatan gitu sama Chintya." Auri.

"Chintya? Siapa tuh?" Lira.

"Mantan pacarnya Harry. Kata Wanda dia cerita banyak tentang masa lalu mereka sampe ke hal yang bikin mereka putus." Auri.

"Yang bener? Kok aku kemaren ga denger apa-apa ya? Hahahaha maklum aku lagi ngga fokus. Aku aja gatau kalo ada kamu juga pas Wanda cerita kemaren." Lira.

"Yee dasar. Mau lanjut dengerin ceritanya ga nih?" Auri.

"Nanti aja Ri di chat pribadi ya. Takutnya ada yang denger. Gaenak aku." Lira.

"Okee nanti malem yaa. Kamunya jangan sibuk sama si Harry pas chatan sama aku. Nanti salah kirim lagi. Hahahaha." Auri.

"Riiii jangan mulai deh." Lira.

"Okee okeee. Hahaha." Auri.

Akhirnya malam itu Auri dan Lira mengobrol lewat chat. Auri menceritakan semua yang ia dengar dari Wanda. Lira sedikit terkejut namun ia mencoba mengesampingkan hal itu.

"Oh iya. Ada yang punya kontaknya Kak Nando ga ya?" Tanya Lira dalam hatinya.

Lira sangat terobsesi dengan Nando. Sebab Nando begitu mirip dengan Arya, kakak kelas yang sempat disukai Lira saat smp. Lira gencar mencari informasi mengenai Nando. Mulai dari kontak nomornya, tanggal lahirnya, alamatnya, dan semuanya ia cari tahu. (Kalian taulah yaa gimana kalo adek kelas suka sama kakak kelas ganteng gitu wkwkw :v). Dan akhirnya pencarian Lira membuahkan hasil. Lira mengetahui semua hal yang ia ingin tahu. Dirinya sangat senang bukan main. Saat mengobrol dengan Harry melalui chat pun ia membahas Nando, Nando, dan Nando. Hingga suatu saat setelah mereka melewati Ujian Semester Ganjil dan libur tahun baru...

"Eh Lir. Sini deh." Auri.

"Kenapa Ri?" Lira.

"Kemaren kamu ditanyain sama Harry." Auri mengecilkan suaranya. Saat ini mereka sedang beristirahat dibawah pohon rindang.

"Hah? Ditanyain gimana?" Tanya Lira.

Saat Auri ingin membuka suara menjawab pertanyaan Lira..

"Haiiiii. Kalian disini. Ngga ke kantin?" Wanda datang bersama Ajeng dan Diana. Nampaknya mereka baru saja selesai makan di kantin.

"Engga kita lagi gapengen jajan hehe." Lira.

"Iyanih. Bosen makanannya itu-itu aja." Auri menjawab dan memberikan isyarat melewati matanya kepada Lira yang seakan mengatakan bahwa ia akan menjawab pertanyaan sahabatnya itu nanti malam.

Malamnya...

"Masa iya sih Harry nanya begitu ke Auri? Kenapa ga nanya langsung aja ke aku? Kan tiap hari chatan sama aku." Lira bertanya pada dirinya sendiri.

"Kenapa Lir?" Tanya Ibu Lira.

"Oh gapapa Bu. Fikri udah tidur?" Lira menanyakan adiknya.

"Udah. Ohiya kapan Bapak kamu ngasih motor? Ibu kasian liat kamu berangkat pagi-pagi terus. Disini kan nunggu angkutan umum lama banget." Ibu Lira.

"Mungkin bulan depan Bu. Gatau juga sih. Tungguin aja." Lira.

"Yaudah. Kamu jangan tidur malem-malem ya." Ibu Lira.

"Oke Buu. Ohiya Bu. Yang kemarin datang itu siapa?" Lira.

"Besok Ibu ceritakan ya. Ibu mau tidur dulu." Ibu Lira.

"Iya Bu." Lira.

"Apa dia pengganti Bapak? Udah hampir setahun juga Ibu pisah dari Bapak. Mungkin siap gasiap, aku harus terima kalo Ibu mau nikah lagi." Ucap Lira dalam hatinya.






To be continued

Austly🌼


Share on Google Plus

About Ayubbagus

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar :

Posting Komentar